Anak pantai? sunset hunter? mmm, kenapa tidak. Berada di daratan dikelilingi alam dan laut yang luar biasa indah menginspirasi gw (mungkin informal dikit jadi lebih dekat ya) untuk mengabadikan setiap momennya. Dimulai dari nasib perantau yang tidak punya kampung halaman yang dituju ketika Lebaran 2014, berangkatlah kami menyusuri pesisir pantai barat Sulawesi Selatan untuk mneyambangi sahabat kami yang punya kampung di Sengkang, Wajo. Perjalanan sekitar 5 jam dari Makassar. Begitu menjelang Magrib kami melintasi Kab. Barru yang sepanjang jalannya merupakan bibir pantai, seketika kami memutuskan untuk berhenti sejenak untuk mengabadikan matahari terbenam yang indaah sekali (gambar diatas).
Kembali ke kota Makassar tidak menyurutkan niat gw untuk tetap menjadi anak pantai, secara masih ada list pantai di dalam dan pinggiran kota yang harus dikunjungi. Pantai Akarena, yang kata teman saya, merupakan pantai nge-hits untuk couple (sayangnya gw jomblo. hiks), karena suasana pinggir pantai dihiasi lampu, yang gw akui mendukung suasana romantis sih. tapi sekali lagi, sayang kami ini sekumpulan perantau merana. (ngenes). Jadi untungnya tujuan kami memang mengemis romantika senja, tapi memang menunggu matahari mengucapkan selamat malam pada bumi, dan memang tidak salah, cukup worth it kok ditunggu, apalagi untuk foto siluet. Tapiiii, emang sih banyak pedagang di pinggir pantai yang jualan kelapa muda dan makanan keci, bisa bayangkan rasa dan harganya gak rasional aja. ya, itung-itung buat nemenin renungan sore aja boleh lah ya.
Next, Taman Nasional Bantimurung, sejatinya bukan pantai, melainkan guna melihat habitat para kupu-kupu nan cantik yang sudah langka. tapi tetap gw ambil spotnya deket air terjunnya (tetap ada unsur air, entah kenapa). Tapi emang sepanjang kita berjalan di area taman ini banyak kupu-kupu kecil maupun besar yang bertebangan, indah banget. Suasana di sini pun tenang, dikelilingi lembah yang cukup lebat sehingga udara terasa dingin dan menyejukkan. Tidak hanya air terjun, Taman nasional ini juga menyimpang banyak keragaman hayati mulai dari tumbuhan dan jenis kupu-kupu, ada juga goa panjang yang terletak diatas air terjun itu (gw tidak masuk goa nya sih). ohya, dan airnya jangan ditanya, dingiin banget itu.
Unsur air berikutnya yang kami kunjungi adalah wisata Malino dan air terjun Takapala. Awalnya, sampai di Malinno (setelah sekitar 3 jam perjalanan panjaaang) yang kami temui adalah jajaran pohon pinus yang indah (cocoknya sih untuk foto prewed) dan alhasil karena hawa dingin kami malah ngopi-ngopi di pondokkan. Setelah puas ngobrol ngalor ngidul, amunisi kopi sudah habis, dan perut memang minta diisi, barulah kami beranjak dari ketenangan pinus. Air terjun itu niat kami selanjutnya, daaan ternyata banyak air terjun disana (beginilah, kalau mau wisata tapi ga ada prepare), sampai lah dengan niat "Allahualam" sampailah ke Air Tejun Takapala, dan untungnya indah. Dengan dasar batu-batu besar dan air terjun yang cukup tinggi membuat manusia terlihat kecil dibawahnya.
Jadi, gw sendiri bingung, nampaknya gw gagal ya menjadi anak pantai ataupun sunset hunter, karena lebih tepatnya wisata ini bertajuk wisata air. Tapi yang perlu diketahui, memang banyak indahnya tanah sulawesi ini kawan, semuanya bergantung bagaimana kita mampu melihat dan menikmatinya.